Mantan Pendeta Swedia jadi Mualaf, Dibujuk Gereja Untuk Kembali tapi Tetap Istiqomah dalam Islam
Pendeta Kristen Swedia Leif Skjetne (75 tahun) menyatakan masuk Islam, mengubah namanya menjadi Ahmad Skjetne dan menetap di Maroko.
SVT TV Swedia merilis beberapa hari yang lalu tentang kisahnya dan bagaimana seorang pengungsi muslim dari Maroko menyebabkan dia masuk Islam.
Gereja mengirim delegasi ke Maroko untuk membujuknya meninggalkan Islam tetapi dia tetap teguh pada keyakinannya
Ahmed Skjetne, 75, telah bekerja sebagai pendeta di Gereja Swedia selama 30 tahun. Dan hampir 15 tahun di antaranya, dia aktif dalam penggembalaan Skillingaryd, tetapi tiga tahun lalu dia memutuskan untuk masuk Islam. Dia kemudian menukar nama Leif menjadi Ahmad/Ahmed.
Dalam sebuah wawancara dengan SVT TV, Ahmed Skjetne, mantan pendeta, mengatakan bahwa dia dulunya bekerja dengan masalah pengungsi dan berhubungan dengan pengungsi sepanjang masa hidupnya.
Itu juga bagaimana dia menjadi
tertarik pada Islam.
“Seorang guru di SFI (Bahasa Swedia untuk imigran, catatan editor) yang menghubungi saya dan mengatakan bahwa mereka memiliki mantan siswa yang tidak suka tinggal di perumahan pengungsi dan bertanya-tanya apakah dia bisa pindah ke rumah saya,” kata Ahmed Skjetne.
Akhirnya Pria imigran yang berasal dari Maroko itu pindah rumah ke Ahmed Skjetne. Dia adalah seorang Muslim yang taat dan shalat lima kali sehari.
“Itu menginspirasi saya dan pada 2016 saya bahkan melaksanakan puasa Ramadhan. Pada Desember 2017, saya mengucapkan dua kalimat syahadat masuk Islam,” ujar Ahmed Skjetne.
Menurut Ahmed Skjetne, Gereja Swedia mencoba merekrutnya kembali, namun tidak berhasil.
“Mereka mengirim asisten diakonia ke Maroko untuk mencoba menyelamatkan saya (mengembalikan ke Kristen). Tapi saya tidak butuh penyelamatan,” ujarnya.
Kini perjalanan Ahmed dari Kristen ke Islam menjadi film dokumenter yang dibuat oleh Tomas Blideman dan Alex Bolevin.
Film ‘The Confession’ tayang perdana di SVT 1 pada Selasa 8 September 2020 pukul 21.00
Gereja mengirim delegasi ke Maroko untuk membujuknya meninggalkan Islam tetapi dia tetap teguh pada keyakinannya
Ahmed Skjetne, 75, telah bekerja sebagai pendeta di Gereja Swedia selama 30 tahun. Dan hampir 15 tahun di antaranya, dia aktif dalam penggembalaan Skillingaryd, tetapi tiga tahun lalu dia memutuskan untuk masuk Islam. Dia kemudian menukar nama Leif menjadi Ahmad/Ahmed.
Dalam sebuah wawancara dengan SVT TV, Ahmed Skjetne, mantan pendeta, mengatakan bahwa dia dulunya bekerja dengan masalah pengungsi dan berhubungan dengan pengungsi sepanjang masa hidupnya.
Itu juga bagaimana dia menjadi
tertarik pada Islam.
“Seorang guru di SFI (Bahasa Swedia untuk imigran, catatan editor) yang menghubungi saya dan mengatakan bahwa mereka memiliki mantan siswa yang tidak suka tinggal di perumahan pengungsi dan bertanya-tanya apakah dia bisa pindah ke rumah saya,” kata Ahmed Skjetne.
Akhirnya Pria imigran yang berasal dari Maroko itu pindah rumah ke Ahmed Skjetne. Dia adalah seorang Muslim yang taat dan shalat lima kali sehari.
“Itu menginspirasi saya dan pada 2016 saya bahkan melaksanakan puasa Ramadhan. Pada Desember 2017, saya mengucapkan dua kalimat syahadat masuk Islam,” ujar Ahmed Skjetne.
Menurut Ahmed Skjetne, Gereja Swedia mencoba merekrutnya kembali, namun tidak berhasil.
“Mereka mengirim asisten diakonia ke Maroko untuk mencoba menyelamatkan saya (mengembalikan ke Kristen). Tapi saya tidak butuh penyelamatan,” ujarnya.
Kini perjalanan Ahmed dari Kristen ke Islam menjadi film dokumenter yang dibuat oleh Tomas Blideman dan Alex Bolevin.
Film ‘The Confession’ tayang perdana di SVT 1 pada Selasa 8 September 2020 pukul 21.00
0 Response to "Mantan Pendeta Swedia jadi Mualaf, Dibujuk Gereja Untuk Kembali tapi Tetap Istiqomah dalam Islam"
Posting Komentar