Kisah Viral Anak Pemulung Berhasil Menjadi Polisi, Modal Rp 300.000 dari Hasil Mulung Bareng Ibunya
Kisah viralnya seorang anak pemulung berhasil menjadi polisi tersebut, bernama M Ikram.
M Ikram, anak pemulung berhasil menjadi polisi ini langsung dilantik Kapolda Kepri Irjen Andap Budhi Revianto di SPN Tanjungbatu, Kepri, Senin (4/3/2019).
Setelah dilantik, M Ikram ini tak kuasa menahan tangis yang kemudian memeluk erat tubuh sang ibu yang hadir dalam pelantikan tersebut.
Hal ini M Ikram membuktikan, jikalau anak pemulung berhasil menjadi polisi murni dan tidak menggunakan jasa oknum tak bertanggungjawab atau menyogok.
Dilansir TribunBatam, M Ikram, anak pemulung ini akhirnya bisa mewujudkan impian menjadi polisi.
M Ikram termasuk bintara yang dilantik Kapolda Kepri Irjen Andap Budhi Revianto, di SPN Tanjungbatu, Kepri
M Ikhram mengisahkan, saat mengenyam pendidikan di bangku Sekokah Menengah Pertama (SMP), dirinya saat itu mulai terbesit keinginan kelak ingin menjadi polisi.
Mimpi M Ikram itu pun terus tertanam dihati.
Namun, mimpi tersebut kadang kala sirna dan muncul kembali seakan tidak yakin lantaran akan latar belakang orangtuanya yang kesehariannya bekerja sebagai pemulung.
Ini cerita M Ikram(19) yang tinggal di kawasan Punggur, Kecamatan Nongsa, Batam yang bercita cita menjadi seorang polisi.
Saat pulang menuntut ilmu di SMKN 6 Batam, Ikram langsung bergegas membantu sang ibu bernama Kamsinah (54) memulung.
Dengan memilah- milah sampah yang masih bernilai ekonomis.
Hal itu selalu Ia kerjakan demi menghidupi kekuarganya.
Hal ini M Ikram membuktikan, jikalau anak pemulung berhasil menjadi polisi murni dan tidak menggunakan jasa oknum tak bertanggungjawab atau menyogok.
Dilansir TribunBatam, M Ikram, anak pemulung ini akhirnya bisa mewujudkan impian menjadi polisi.
M Ikram termasuk bintara yang dilantik Kapolda Kepri Irjen Andap Budhi Revianto, di SPN Tanjungbatu, Kepri
M Ikhram mengisahkan, saat mengenyam pendidikan di bangku Sekokah Menengah Pertama (SMP), dirinya saat itu mulai terbesit keinginan kelak ingin menjadi polisi.
Mimpi M Ikram itu pun terus tertanam dihati.
Namun, mimpi tersebut kadang kala sirna dan muncul kembali seakan tidak yakin lantaran akan latar belakang orangtuanya yang kesehariannya bekerja sebagai pemulung.
Ini cerita M Ikram(19) yang tinggal di kawasan Punggur, Kecamatan Nongsa, Batam yang bercita cita menjadi seorang polisi.
Saat pulang menuntut ilmu di SMKN 6 Batam, Ikram langsung bergegas membantu sang ibu bernama Kamsinah (54) memulung.
Dengan memilah- milah sampah yang masih bernilai ekonomis.
Hal itu selalu Ia kerjakan demi menghidupi kekuarganya.
Terang saja, ayahnya yang menjadi tulang punggung keluarga sudah lama tiada.
Kakaknya Imah (31) yang sudah berkeluarga juga tak bisa sepenuhnya membantu untuk pencukupan kehidupan sehari-hari.
Saat pembukaan penerimaan Polri sudah ramai diberitakan. Ikram pun langsug mencoba untuk mendaftar.
Dengan bermodal hanya Rp 300.000 saja, M Ikram pun mulai melengkapi adminitrasi pemberkasan.
"Pokoknya saya optimis saja, ini perjuangan meraih mimpi menjadi polisi. Uang cuman ada Rp 300.000 buat modal pengurusan berkas," sebutnya menceritakan.
Mulai dari pendaftaran, pengecekan berkas, hingga tahapan demi tahapan yang diikuti, tidak satupun membuat langkah M Ikram terhenti.
Hingga ahkirnya M Ikram masuk sebagai calon siswa Bintara yang akan mengikuti pendidikan di SPN Polda Kepri di Tanjungbatu.
Hingga sampailah pada Senin (4/3/2019), M Ikram telah resmi dilantik oleh Kapolda Kepri Irjen Pol Andap Budhi Revianto menjadi Bintara Polri Perbatasan bersama 160 Bintara lainnya.
"Alhamdulilah, mimpi saya sudah jadi kenyataan. Walaupun sebagai anak pemulung, tak menutup kemungkinan bisa menjadi seorang polisi," sebutnya bangga atas perjuangannya.
Kamsinah pun tak mampu berkata apa apa atas kesuksesan sang anak.
Ia hanya menyampaikan, rasa bangga kepada anak bungsu yang sudah menaikan derajat orang tuanya.
"Saya senang dan bangga, gak menyangka bisa jadi polisi," ucapnya sambil menitihkan air mata yang perlahan turun melewati pipih kanan dan kirinya.
Sedangkan sang kakak Imah mengatakan, hingga saat ini, masih merasa seperti mimpi apa yang sudah diraih sang adik.
"Jujur sampai sekarang masih mimpi. Beneran apa tidak ini. Katanya kan masuk polisi itu mahal dan harus punya modal besar, kita modalnya mulung sampah aja," sebutnya yang masih tidak menyangka.
Dikatakannya, ini membuktikan bahwa tahapan seleksi penerimaan anggota Polri murni sesuai kemampuan penilaian.
Tidak menggunakan sogokan, atau dekingan.
"Saya juga kemarin kemarin, dibilangin tetangga sama kawan kawan, percuma aja Ikram ikut, harus siapin modal besar kalau mau jadi polisi. Tapi ini saya buktikan, masuk polisi bukan pakai uang, tapi pakai niat, doa dan kerja keras. Jangan percaya omongan orang, kami sudah buktikan," tegasnya.
Saat usai dilantik, sang ibu dan kakak langsung memeluk Ikram.
Dengan spontan, Ikram pun langsung menekukan lutut kedasar tanah, bersujud di kaki sang Ibu mengucapkan rasa terimakasih atas doa dan dukungan yang tak hentinya dipanjatkan kepada sang anak, dengan tangis haru kebahagiaan.
Kakaknya Imah (31) yang sudah berkeluarga juga tak bisa sepenuhnya membantu untuk pencukupan kehidupan sehari-hari.
Saat pembukaan penerimaan Polri sudah ramai diberitakan. Ikram pun langsug mencoba untuk mendaftar.
Dengan bermodal hanya Rp 300.000 saja, M Ikram pun mulai melengkapi adminitrasi pemberkasan.
"Pokoknya saya optimis saja, ini perjuangan meraih mimpi menjadi polisi. Uang cuman ada Rp 300.000 buat modal pengurusan berkas," sebutnya menceritakan.
Mulai dari pendaftaran, pengecekan berkas, hingga tahapan demi tahapan yang diikuti, tidak satupun membuat langkah M Ikram terhenti.
Hingga ahkirnya M Ikram masuk sebagai calon siswa Bintara yang akan mengikuti pendidikan di SPN Polda Kepri di Tanjungbatu.
Hingga sampailah pada Senin (4/3/2019), M Ikram telah resmi dilantik oleh Kapolda Kepri Irjen Pol Andap Budhi Revianto menjadi Bintara Polri Perbatasan bersama 160 Bintara lainnya.
"Alhamdulilah, mimpi saya sudah jadi kenyataan. Walaupun sebagai anak pemulung, tak menutup kemungkinan bisa menjadi seorang polisi," sebutnya bangga atas perjuangannya.
Kamsinah pun tak mampu berkata apa apa atas kesuksesan sang anak.
Ia hanya menyampaikan, rasa bangga kepada anak bungsu yang sudah menaikan derajat orang tuanya.
"Saya senang dan bangga, gak menyangka bisa jadi polisi," ucapnya sambil menitihkan air mata yang perlahan turun melewati pipih kanan dan kirinya.
Sedangkan sang kakak Imah mengatakan, hingga saat ini, masih merasa seperti mimpi apa yang sudah diraih sang adik.
"Jujur sampai sekarang masih mimpi. Beneran apa tidak ini. Katanya kan masuk polisi itu mahal dan harus punya modal besar, kita modalnya mulung sampah aja," sebutnya yang masih tidak menyangka.
Dikatakannya, ini membuktikan bahwa tahapan seleksi penerimaan anggota Polri murni sesuai kemampuan penilaian.
Tidak menggunakan sogokan, atau dekingan.
"Saya juga kemarin kemarin, dibilangin tetangga sama kawan kawan, percuma aja Ikram ikut, harus siapin modal besar kalau mau jadi polisi. Tapi ini saya buktikan, masuk polisi bukan pakai uang, tapi pakai niat, doa dan kerja keras. Jangan percaya omongan orang, kami sudah buktikan," tegasnya.
Saat usai dilantik, sang ibu dan kakak langsung memeluk Ikram.
Dengan spontan, Ikram pun langsung menekukan lutut kedasar tanah, bersujud di kaki sang Ibu mengucapkan rasa terimakasih atas doa dan dukungan yang tak hentinya dipanjatkan kepada sang anak, dengan tangis haru kebahagiaan.
0 Response to "Kisah Viral Anak Pemulung Berhasil Menjadi Polisi, Modal Rp 300.000 dari Hasil Mulung Bareng Ibunya"
Posting Komentar